Mahasiswa PKL Universitas Iqra Buru Terima Berbagai Keterampilan Pertanian di BRMP Maluku
Ambon, 29 Agustus 2025. – Enam mahasiswa Program Studi Agroteknologi Universitas Iqra Buru tengah menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Maluku. Selama kegiatan, mereka mendapatkan pembelajaran langsung dari para pegawai BRMP Maluku mengenai teknik pertanian modern dan keterampilan dasar yang dibutuhkan di lapangan baik teori maupun praktek mulai dari 1 Agustus 2025 hingga 26 September 2025
Pembelajaran pertama dimulai dari pengujian sampel tanah dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) untuk menganalisis kadar unsur hara tanah seperti N, P, K, C-organik, pH, serta kebutuhan kapur. Hasil uji dari PUTS dan PUTK kemudian digunakan untuk memberikan rekomendasi pemupukan yang sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk.
Pembelajaran kedua mengenai proses produksi benih padi. Proses produksi benih padi meliputi penentuan lokasi dan benih sumber, persiapan lahan dan penyemaian, penanaman, pemeliharaan (pemupukan, pengairan, penyiangan, pengendalian hama), pemanenan saat matang fisiologis dan panikulat, pengeringan, pengolahan benih seperti pembersihan dan pengayakan, penyimpanan, serta pengemasan dan pelabelan benih. Proses ini memastikan benih yang dihasilkan berkualitas tinggi dan sesuai standar mutu.
Pembelajaran ketiga mengenai ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan nasional adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan yang cukup, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau bagi seluruh penduduk Indonesia, yang mencerminkan ketersediaan, akses, kualitas, keamanan, dan stabilitas pasokan pangan. Hal ini sangat penting untuk mendukung kesehatan, produktivitas, kesejahteraan, dan kedaulatan negara, serta memerlukan dukungan pemerintah, petani, dan seluruh masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program.
Pembelajaran keempat adalah Business Model Canvas (BMC) dan analisis usahatani. Business Model Canvas (BMC) adalah alat visual kerangka kerja yang menggambarkan sembilan elemen kunci model bisnis, seperti segmen pelanggan, proposisi nilai, dan sumber pendapatan, untuk merancang dan mengoptimalkan cara bisnis menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai. Analisis usahatani merujuk pada evaluasi mendalam terhadap segala aspek usaha pertanian, termasuk faktor produksi, pemasaran, keuangan, dan keunggulan kompetitif, untuk memastikan keberlanjutan dan profitabilitas. BMC dapat digunakan untuk memetakan dan menyusun strategi usahatani, sedangkan analisis usahatani memberikan pemahaman yang lebih spesifik tentang kinerja dan potensi sektor pertanian itu sendiri.
Pembelajaran kelima mengenai pemupukan. Pemupukan adalah proses penambahan dan perbaikan unsur hara pada tanah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, meningkatkan kesuburan tanah, serta kualitas dan kuantitas tanaman. Proses ini perlu dilakukan secara berimbang sesuai prinsip 5T (tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, dan tepat tempat) untuk mengoptimalkan penyerapan nutrisi dan mencegah pemborosan atau pencemaran lingkungan.
Pembelajaran keenam mengenai pemanfaatan substrat lokal sebagai bahan baku pupuk organik. Pemanfaatan substrat lokal untuk pupuk organik melibatkan penggunaan limbah pertanian dan domestik seperti jerami, sekam, kulit kopi, kotoran ternak, hingga sampah dapur sebagai bahan baku untuk diolah menjadi pupuk kompos atau pupuk organik cair melalui proses penguraian (dekomposisi) yang dibantu mikroorganisme lokal (MOL). Substrat lokal menyediakan nutrisi, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki struktur tanah, serta mengurangi limbah sampah, sehingga mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Pembelajaran ketujuh adalah panen dan pascapanen kakao. Panen dan pasca panen kakao adalah kegiatan memetik buah kakao yang matang dan serangkaian proses lanjutan untuk menghasilkan biji kakao kering berkualitas tinggi, meliputi pemisahan buah baik/buruk, pemecahan buah, fermentasi, perendaman dan pencucian biji, pengeringan, sortasi, pengemasan, dan penyimpanan, yang semuanya bertujuan meningkatkan cita rasa, kualitas, dan nilai jual biji kakao.
Mahasiswa PKL juga melakukan praktik di lapangan meliputi pembongkaran lahan, pengolahan tanah menggunakan kultivator dan pacul, penyiangan gulma pada tanaman cabai, pemberian pupuk dasar, penyemaian benih tomat, pemasangan mulsa, pembuatan lubang tanam pada mulsa, penyiangan tanaman kacang kedelai, hingga pemanenan terong, serta praktik lapangan lainnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman nyata, mengasah keterampilan teknis, dan mempersiapkan mereka menjadi tenaga profesional di bidang pertanian yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.